Dipostkan oleh : MUHSYANUR, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan komunikasi tertulis saat
ini secara umum dapat dikatakan mengalami gejala penurunan. Hal ini
disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi seperti teknologi telepon
seluler dan semakin berkembangnya internet hingga ke daerah-daerah
pedesaan. Karena itu pulalah perusahaan jasa seperti kantor pos juga
mulai mengalami penurunan pendapatan. Kemudahan komunikasi dengan adanya
teknologi komunikasi yang modern menyebabkan orang lebih memilih untuk
berkomunikasi secara langsung melalui sarana telepon. Selain dapat
dikatakan secara lebih jelas, pembicaraan secara langsung melalui
pesawat telepon dapat dilakukan secara timbal balik. Pembicaraan yang
dilakukan secara langsung memungkinkan bila ada keinginan dari
komunikator yang belum dapat dipahami oleh komunikan, akan dapat
ditanyakan secara langsung. Dengan demikian, komunikasi melalui telepon
dilakukan secara dialog.
Perkembangan teknologi komunikasi
ternyata masih belum mampu menggeser penuh kegiatan komunikasi secara
tertulis. Salah satunya adalah di lembaga pemerintahan. Lembaga
pemerintah merupakan lembaga resmi atau sering disebut dengan lembaga
formal, dalam kegiatannya masih menggunakan sarana komunikasi yang
memiliki kekuatan hukum. Hal ini tentu sangat logis karena kegiatan
lembaga pemerintah harus memiliki landasan yang kuat. Perlunya landasan
yang kuat tersebut karena adanya tuntutan laporan pertanggung jawaban
terhadap segala apa yang dilakukan oleh lembaga pemerintah. Termasuk
pula dalam kegiatan komunikasi, baik antara individu dengan lembaga atau
sebaliknya. Karena itulah maka kegiatan komunikasi secara tertulis
tidak dapat ditinggalkan di lembaga pemerintahan.
Kegiatan
komunikasi secara tertulis, apalagi komunikasi secara formal, memiliki
etika dan aturan tersendiri. Karena itu, para pelaku komunikasi dalam
kegiatan di lembaga pemerintah secara formal harus dapat mengikuti
aturan yang ada. Kegiatan komunikasi secara formal di lembaga
pemerintahan tidak dapat dilakukan sekehendak para pelaku komunikasi.
Karena itu, para pelaku komunikasi dalam kegiatan komunikasi secara
formal harus mempelajari aturan-aturan yang berlaku dalam komunikasi
secara tertulis.
Salah satu pelajaran yang berkaitan dengan
kegiatan komunikasi adalah pelajaran Bahasa Indonesia. Bahasa sebagai
alat komunikasi perlu dipelajari sejak dini agar dalam kehidupannya,
seseorang dapat mengkomunikasikan gagasannya kepada orang lain dengan
benar. Mengkomunikasikan gagasan dengan benar dapat menghindari salah
pengertian yang dapat menyebabkan kesenjangan antar individu. Karena
itulah, di sekolah dasar sudah diajarkan tentang komunikasi secara
tertulis yang merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia. Pada
jenjang sekolah dasar, materi komunikasi secara tertulis termasuk bagian
dari kurikulum sekolah dasar kelas VI pada pelajaran Bahasa Indonesia.
Masuknya materi komunikasi pada jenjang sekolah dasar dimaksudkan agar
siswa sejak dini mengenal cara komunikasi tertulis. Dengan pembekalan
komunikasi sejak dini diharapkan siswa sudah mahir berkomunikasi ketika
memasuki masa usia kerja.
Penggunaan komunikasi tertulis, terutama
secara resmi masih dilakukan oleh lembaga-lembaga atau organisasi.
Komunikasi tertulis tersebut dalam bentuk surat menyurat atau
koresmpondensi. Selain fungsinya sebagai alat komunikasi, lembaga-atau
organisasi menggunakan surat sebagai alat komunikasi juga digunakan
sebagai alat dokumentasi. Dengan adanya surat yang dikomuntasikan, maka
kegiatan organisasi dapat terpantau dengan baik. Apalagi bila
berhubungan dengan organisasi lain, maka dokumentasi surat dapat
dipergunakan sebagai alat bukti bahwa telah melakukan kegiatan
komunikasi seperti transaksi, janji, atau penyerahan wewenang atau
kekuasaan. Dengan demikian, urgensi surat resmi saat ini masih sangat
penting dan diperlukan, meskipun perkembangan teknologi komunikasi sudah
jauh lebih maju dan cepat.
Pembelajaran surat resmi di sekolah
dasar termasuk bagian dari pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran
surat resmi tersebut dimaksudkan agar sejak dini siswa sudah mengenal
surat resmi. Pembelajaran surat menyurat bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis surat resmi. Dengan keterampilan
menulis surat resmi, maka siswa dapat melakukan komunikasi tertulis
dengan sebuah lembaga atau instansi baik negeri maupun swasta.
Sekolah
Dasar Negeri X merupakan salah satu sekolah dasar yang telah
membelajarkan tentang surat menyurat pada pelajaran Bahasa Indonesia
pada siswanya yang duduk di kelas VI. Selain untuk memenuhi tuntutan
kurikulum, Sekolah Dasar Negeri X ingin membekali siswanya tentang
komunikasi, baik komunikasi tertulis maupun lisan. Namun pada kelas VI
tahun pelajaran XXXX/XXXX hasil pembelajaran menulis surat belum
menunjukkan keberhasilan.
Banyak siswa yang masih belum mampu
mencapai nilai batas minimal yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 70.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes terhadap siswa Adanya fenomena
tersebut tentunya perlu sekali diambil tindakan perbaikan agar siswa
mampu menguasai pemahaman pada materi komunikasi tertulis dalam bentuk
surat resmi. Kemampuan menulis surat resmi sangat diperlukan oleh siswa
karena hampir semua orang akan berhubungan dengan pemerintah. Sehingga
bila sewaktu-waktu memiliki keperluan dengan pemerintah dalam bentuk
surat, maka ia akan dapat menulis surat secara resmi.
Sehubungan
dengan hasil belajar menulis surat resmi yang belum mencapai batas
minimal tersebut, maka diperlukan tindakan perbaikan agar hasil belajar
siswa dapat meningkat dan memenuhi batas minimal yang telah ditentukan.
Untuk itu diperlukan tindakan kelas dengan pembelajaran yang berbeda.
Sesuai dengan hasil pengamatan, maka tindakan kelas dilakukan melalui
tindakan kelas dengan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan
konstruktivisme pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan jenis
konstruktivisme assisted learning. Dengan pendekatan konstruktivisme
assisted learning diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman dari
teman-temannya, orang yang lebih dewasa dan berpengalaman, serta
lingkungannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.
Apakah penerapan pendekatan konstruktivisme assisted learning dalam
pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
menulis surat resmi siswa kelas VI SD Negeri X?
2. Apakah
penerapan pendekatan konstruktivisme assisted learning dapat
meningkatkan keterampilan menulis surat resmi pada siswa kelas VI SD
Negeri X?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.
Meningkatkan keaktifan dalam pembelajaran menulis surat resmi melalui
pendekatan konstruktivisme assisted learning siswa kelas VI SD Negeri X.
2.
Meningkatkan keterampilan menulis surat resmi dengan pendekatan
konstruktivisme assisted learning pada siswa kelas VI SD Negeri X.
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan memiliki
manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
bagi pembaca, terutama bagi guru sehingga dapat meningkatkan
kreativitas guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
b. Hasil
penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi
peneliti yang akan datang dengan melakukan penelitian tindakan kelas
dengan pendekatan yang sama pada mata pelajaran yang berbeda.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, yaitu:
1) partisipasi dan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar meningkat.
2) Keterampilan menulis surat resmi siswa meningkat.
b. Bagi guru
Hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru sehingga dapat menerapkan
pendekatan konstruktivisme assisted learning, meningkatkan kemampuan
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar, meningkatkan kemampuan
guru dalam memberi penguatan, meningkatkan kemampuan guru dalam
menggunakan metode pembelajaran, dan meningkatkan guru dalam mengadakan
penelitian tindakan kelas.
c. Bagi sekolah
Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan prestasi sekolah melalui peningkatan hasil belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar