Dipostkan oleh :
MUHSYANUR, S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam
konteks pengajaran bahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks.
Menulis sulit dipelajari siswa dan sulit diajarkan oleh guru (Farris,
1993: 180). Alasannya, menulis memerlukan sejumlah keterampilan, yakni
keterampilan membuat perencanaan, menyeleksi topik, menata dan
mengorganisasikan gagasan, dan mempertimbangkan bentuk tulisan sesuai
dengan calon pembacanya. Untuk menghasilkan tulisan yang baik, menulis
juga memerlukan keterampilan menyajikan isi tulisan secara teratur,
menggunakan diksi, kalimat secara efektif, dan menggunakan ejaan secara
tepat.
Salah satu tujuan program pengajaran Bahasa Indonesia (BI)
adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi, baik secara
lisan maupun tulis. Keterampilan menulis sebagai salah satu keterampilan
berbahasa perlu dimiliki oleh siswa agar mampu berkomunikasi secara
tertulis. Tujuan berkomunikasi berupa pengungkapan pikiran, ide,
gagasan, pendapat, persetujuan, keinginan, dan penyampaian informasi
tentang suatu peristiwa. Hal tersebut disampaikan dalam aspek kebahasaan
berupa kata, kalimat, paragraf, ejaan, dan tanda baca dalam bahasa
tulis (Puskur, 2002:2).
Agar tujuan tersebut dapat tercapai
seperti yang diharapkan, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
melaksanakan pembelajaran menulis yang menarik, bermakna, dan sesuai
dengan dunia siswa sehingga potensi menulis siswa dapat berkembang
secara optimal.
Dikemukakan oleh Tompkins (1991: 227), bahwa
pembelajaran menulis hendaknya ditekankan pada proses menulis. Pada
pembelajaran model ini peran guru bergeser dari sebagai pemberi tugas ke
sebagai teman kerja siswa. Pembelajaran model ini mengarah pada
pembelajaran secara kolaboratif antara siswa dan siswa serta siswa dan
guru sebagai cara untuk meningkatkan motivasi siswa terhadap menulis.
Hal itu sesuai dengan konsep pendekatan proses yang memusatkan pada
aktivitas siswa (Burn dan Ross, 1996: 385). Sejalan dengan uraian di
atas, Culkins (dalam Stewis dan Sabesta, 1989; 77) mengemukakan bahwa
dalam pembelajaran menulis siswa idealnya menjadi partisipan aktif dalam
keseluruhan proses menulis.
Bentuk tulisan yang dipilih untuk
diteliti dalam penelitian ini yakni bentuk deskripsi. Dengan menulis
deskripsi diharapkan siswa mampu melukiskan suatu objek dengan
kata-kata. Hal itu sesuai dengan pernyataan Tompkins (1994:108) yang
mengatakan bahwa tulisan deskripsi diajarkan agar siswa dapat melukiskan
sesuatu dengan kata-kata yang jelas dan multi-sensoris. Berkenaan
dengan itu, Semi (1990:42) juga berpendapat bahwa deskripsi adalah
tulisan yang bertujuan memberikan rincian suatu objek tulisan. Hal
tersebut juga sejalan dengan Ellis dkk (1987:175) yang mengemukakan
bahwa mendeskripsikan suatu objek berarti melatih penulis pemula
mengamati objek yang dikenal, mengumpulkan berbagai detail,
mengorganisasikan, dan menyeleksi ide-ide.
Deskripsi merupakan
unsur penting dalam menulis. Penulis yang baik biasanya memiliki
kemampuan mengamati yang baik terhadap dunia sekitarnya. Mereka memiliki
indera penglihatan, penciuman, perasaan, dan pengecapan yang sensitif
dan perseptif (Rubin, 1995:249). Hal yang sama juga ditegaskan oleh
Ellis dkk (1989:175) bahwa deskripsi merupakan suatu cara penggambaran
objek melalui pengamatan untuk memulai mengarang.
Untuk
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi sebagai salah satu bentuk
tulisan yang harus dipahami dan dikuasai siswa, dapat dipilih, dan
digunakan strategi Student Teams Achievement Division (STAD). STAD
merupakan satu si stem belajar kelompok yang di dalamnya siswa dibentuk
ke dalam kelompok yang terdiri dari 6-7 orang secara heterogen. Dalam
melaksanakan belajar kooperatif model STAD, ada lima tahap yang penting
dilaksanakan, yakni (1) presentasi kelas, (2) kegiatan kelompok, (3)
pemberian tes, (4) peningkatan nilai individu, dan (5) penghargaan
terhadap usaha kelompok.
Relevansi penggunaan strategi belajar
kooperatif model STAD terhadap peningkatan kemampuan menulis terletak
pada aktivitas pembelajaran yang berpusat pada siswa. Ciri yang menonjol
dari belajar kooperatif model STAD terletak pada pola belajarnya yang
bersifat imitatif, interaksi berbahasa dalam konteks masyarakat yang
luas dimodifikasikan dalam kelompok-kelompok yang kecil. Dalam kelompok
kecil itu, siswa dituntut saling ketergantungan positif, saling
komunikasi, saling bekerja sama, dan bertanggungjawab. Suasana itu
menciptakan saling bertanya dan merespons pertanyaan di antara siswa
secara langsung. Lewat bertanya dan merespons pertanyaan, menjadi
perangsang bagi siswa untuk menggunakan pengetahuan kebahasaannya dalam
berbagai kombinasi untuk mengungkapkan pikirannya (Hardjono, 1988:42).
Berdasarkan
pengamatan, juga ditemukan bahwa para siswa belum dapat menulis dengan
metode yang benar. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa sebagian besar
siswa menulis dengan metode yang kurang efektif dan efisien. Hal ini
ditandai dengan : (1) sebagian besar siswa masih lambat mengawali
menulis, (2) menentukan tema, dan (3) merangkai dari beberapa tema.
Masalah
rendahnya kompetensi menulis pada siswa tersebut perlu diberi pemecahan
berupa usaha untuk meningkatkan kompetensi menulis tersebut. Namun,
sebelum upaya itu dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu permasalahan
utama yang menjadi kendala dalam kompetensi menulis selama ini.
Pemilihan
strategi belajar mengajar harus didasarkan pada pertimbangan
menempatkan siswa sebagai subjek belajar, yang tidak hanya menerima
secara pasif apa yang diberikan oleh guru saja. Guru harus menempatkan
siswa sebagai insan yang secara alami memiliki pengalaman, keinginan,
pikiran, dan pengetahuan yang dapat berfungsi untuk belajar, baik secara
individu maupun secara kelompok. Strategi yang dipilih oleh guru
hendaknya yang dapat membuat siswa memiliki keyakinan dalam dirinya,
mampu belajar dan memanfaatkan potensi-potensi seluas-luasnya.
Strategi
pembelajaran kooperatif memberikan suatu kemungkinan guru-siswa dan
antar siswa berinteraksi dalam situasi yang kondusif, strategi ini dapat
mendorong siswa memanfaatkan informasi, pemikiran, pengalaman, atau
gagasan yang dimilikinya untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya.
Selain itu, strategi ini dapat membantu siswa bekerja sama secara
efektif untuk memecahkan persoalan yang dihadapi oleh kelompok.
Strategi
pembelajaran kooperatif memberikan solusi yang positif bagi
penyelesaian persoalan yang dihadapi oleh pengajaran menulis deskripsi.
Dengan strategi belajar ini diharapkan hubungan antar siswa lebih cair,
kegiatan belajar siswa di dalam kelas akan lebih variatif, dan yang
lebih penting pengalaman, pengetahuan dan kreatifitas siswa dapat
dimaksimalkan untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran, baik di
dalam maupun di luar kelas.
Penelitian ini mengkhususkan pada
penelitian keterampilan menulis deskripsi dengan strategi pembelajaran
kooperatif, sehingga pada pembahasan selanjutnya terbatas pada
keterampilan menulis deskripsi.
Dengan adanya beberapa faktor
hambatan antara harapan dan kenyataan seperti yang telah dipaparkan,
selanjutnya perlu dilakukan penelitian tentang strategi pembelajaran
kooperatif dalam pelaksanaan pembelajaran menulis deskripsi tersebut.
Pembelajaran menulis deskripsi adalah melukiskan keadaan suatu objek
yang dapat berupa bentuk atau wujud sifat maupun keadaan. Dalam
pembelajaran menulis deskripsi di SMKN X, pengajar belum melibatkan
aktivitas siswa secara maksimal, sehingga hasil pembelajaran menulis
belum memenuhi harapan. Selain itu, sikap siswa yang kurang positif dan
maksimal terhadap pembelajaran ini, hal ini tampak bahwa siswa belum
menunjukkan motivasi belajar yang tinggi. Selain itu faktor guru yang
sering menggunakan metode ceramah, sehingga dalam pembelajaran terlihat
sangat membosankan, maka diharapkan peran serta guru untuk meningkatkan
kreativitasnya dalam menerapkan strategi pembelajaran.
Berpijak
dari uraian di atas, penelitian tentang penerapan pembelajaran
kompetensi menulis paragraf deskripsi dengan metode Student Teams
Achievement Division (STAD) pada siswa ini perlu segera dilaksanakan.
Terkait dengan hal tersebut perlu diperhatikan rumusan masalahnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.
Bagaimanakah pelaksanaan kualitas pembelajaran menulis deskripsi dengan
strategi pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) ?
2.
Apakah penerapan strategi pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD) dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi pada
siswa kelas X SMKN X?
C. Tujuan Penelitian
1.
Mendeskripsikan dan menjelaskan kualitas pelaksanaan pembelajaran
menulis deskripsi dengan strategi pembelajaran Student Teams Achievement
Division (STAD).
2. Meningkatkan keterampilan menulis deskripsi
pada siswa kelas X SMKN X dengan strategi pembelajaran Student Teams
Achievement Division (STAD).
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi dua manfaat, yakni manfaat teoretis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Hasil
penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan manfaat teoritis, yaitu
dapat memberikan sumbangan pemikiran dan tolok ukur kajian pada
penelitian lebih lanjut yaitu berupa alternatif yang dapat
dipertimbangkan dalam usaha memperbaiki mutu pendidikan dan mempertinggi
interaksi belajar mengajar, khususnya dalam pembelajaran menulis
paragraf deskripsi. Manfaat teoritis lainnya adalah menambah khazanah
pengembangan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis paragraf
deskripsi. Selain itu, juga mengembangkan teori pembelajaran menulis
paragraf deskripsi dengan menggunakan teknik objek gambar. yang pada
akhirnya menjadi pilihan strategi pembelajaran menulis deskripsi di SMKN
X.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dibagi menjadi tiga yaitu: bagi siswa, guru, dan lembaga.
a. Manfaat bagi siswa
Secara
praktis, hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui
peningkatan keterampilan menulis deskripsi. Dengan mengetahui kondisi
potensi siswa, mereka dapat mengukur seberapa baik kemampuan yang
dimiliki sehingga diharapkan mereka mampu meningkatkannya bila dirasa
masih kurang.
b. Manfaat bagi guru
Untuk memperkaya khazanah
metode dan strategi dalam pembelajaran menulis, untuk dapat memperbaiki
metode mengajar yang selama ini digunakan, agar dapat menciptakan
kegiatan belajar mengajar yang menarik, tidak membosankan, dan dapat
mengembangkan keterampilan guru Bahasa Indonesia khususnya dalam
menerapkan pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan menggunakan
teknik objek gambar.
c. Manfaat bagi lembaga
Segi praktis
yang dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan
meningkatkan prestasi sekolah adalah sebagai bahan masukan atau
informasi awal mengenai kondisi nyata pengajaran keterampilan menulis
deskripsi di SMKN X. Melalui informasi ini, diharapkan pengelola
pendidikan dapat menggunakan atau memilih model-model pembelajaran yang
tepat sebagai bahan pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar